Macam Macam Tari Adat Di Indonesia
1. Tari Legong (Bali)
Tari Legong adalah tari klasik Bali yang sudah ada sejak abad ke-19. Konon, Tari Legong terinspirasi dari mimpi seorang Pangeran yang sedang sakit lalu bertemu dengan dua gadis menari yang diiringi alunan gamelan.
Tari Legong memiliki gerakan yang cukup kompleks dan terikat dengan tabuhan gamelan. Alat musik yang mengiringi Tari Legong namanya Gamelan Semar Pagulingan. Hingga kini di Bali memiliki berbagai macam Tari Legong, khususnya di Bali Selatan.
Adapun Tari Legong yang cukup populer adalah Legong Lasem (Kraton) yang dimainkan oleh dua orang legong dan seorang condong. Selain itu, ada Tari Legong Jobog, Ledog Bawa, Kuntul, Sudarsana, Smaradahana dan lainnya.
2. Tari Bungong Jeumpa (Aceh)
Tarian yang satu ini kini cukup populer karena lagunya dinyanyikan di ajang Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang. Tari khas Aceh ini memiliki gerakan yang cukup simpel dengan dilakukan secara bergantian, duduk dan berdiri.
Sambil menari, para penari juga menyanyikan lagu Bungong Jeumpa yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh. Lagu dan tarian Bungong Jeumpa melambangkan keindahan dan kesuburan tanah Aceh.
Bungong Jeumpa sejatinya adalah bunga yang memiliki beragam warna. Bagi masyarakat Aceh, bunga ini adalah simbol keindahan. Maka tak heran jika Toppers akan sering melihat bunga bungong jeumpa di acara tradisional warga Aceh.
3. Tari Remo (Jombang, Jawa Timur)
Tari Remo atau Reyoge Cak Mo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tarian ini biasa ditampilkan saat penyambutan tamu yang diiringi oleh gamelan. Sejatinya, tarian ini dibawakan oleh penari pria, tetapi sebagai usaha pelestarian, penari wanita pun dapat menari tarian Remo.
Tari Remo membutuhkan sisi maskulinitas untuk menjadi penari lakon. Pertunjukan Tari Remo memang ingin menampilkan kisah pangeran yang sedang berjuang dalam sebuah medan pertempuran.
Ciri khas utama dari tari ini adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Didukung dengan lonceng-lonceng di area kaki yang nyaman, sehingga akan dibunyikan jika penari melangkah di panggung.
4. Tor Tor (Tapanuli Utara)
Di utara Pulau Sumatra, tepatnya di sekitar Danau Toba, terdapat suku Batak yang memiliki daerah bernama tor tor. Tarian ini biasanya ditarikan oleh orang Batak dalam berbagai ritual penting seperti pesta pernikahan, pesta kematian, syukuran panen hingga upacara penyembuhan orang sakit.
Saat menari Tor Tor, orang Batak biasanya diiringi permainan alat musik Mangondangi yang terdiri dari 9 buah gondang (gendang batak), terompet khas Batak dan suling. Gerakan tari tor tor tidak rumit dan relatif lebih mudah dipelajari karena gerakannya monoton.
Di era sekarang, penari tor tor biasanya memasukkan unsur-unsur tambahan dalam koreografi-nya.
5. Tari Piring (Minangkabau)
Dari Barat Pulau Sumatra, tepatnya di Minangkabau, terdapat tari piring yang punya gerakan indah dan kaya makna. Tari piring merupakan simbolisasi dari pemberian persembahan kepada sang pencipta atas keberhasilan panen.
Namun, di masa sekarang tari piring sudah dipertunjukkan secara bebas dalam berbagai perayaan. Tari piring biasanya ditampilkan oleh 3 hingga 5 penari yang memegang dua hingga tiga piring dalam tangannya dan gelang lonceng kecil yang diikat pada kaki penari.
Tarian luwes dan indah ini biasanya diiringi oleh alunan alat musik tradisional Minangkabau yakni bong dan saluang.
6. Tari Sekapur Sirih (Jambi)
Tari Sekapur Sirih adalah tarian penyambut tamu di Provinsi Jambi yang diiringi musik langgam melayu. Seorang seniman bernama Firdaus Chatap menciptakan tarian ini yang diperkenalkan pada tahun 1962.
Tarian Sekapur Sirih biasanya dilakukan sembilan orang penari perempuan dan tiga penari laki-laki. Satu penari laki-laki akan membawa payung, dan dua lainnya berperan sebagai pengawal.
Penari perempuan akan menari layaknya memvisualisasikan gadis berdandan. Ini tercerminkan melalui gerakan awal tarian ini, perempuan berdandan supaya indah lalu mereka akan bertemu tamu. Gerakan inti dan akhir mereka akan menerima tamu dengan suguhan kapur dan sirih.
7. Tari Ronggeng Blantek (Betawi)
Betawi juga memiliki beragam tarian daerah yang populer sejak zaman kolonial Belanda. Salah satu tarian daerah yang terkenal adalah Ronggeng Blantek.
Tarian yang memiliki tempo cepat dan gerakan enerjik ini awalnya ditampilkan sebagai pembuka teater rakyat Betawi, Topeng Blantek.
Tarian yang ditarikan oleh penari perempuan ini biasanya dipertunjukkan dengan iringan alat musik populer Betawi seperti terompet, trombone, baritone, gendang, gong, simbal, dan tehyan.
8. Tari Jaipong (Karawang)
Jaipong merupakan tarian yang muncul di era yang relatif lebih modern. Tepatnya, Jaipong muncul pada tahun 1976. Tarian yang gerakannya menggabungkan unsur silat, wayang golek dan ketuk tilu ini diciptakan oleh seniman Jawa Barat, H. Suanda dan Gugum Gumbira.
Saat ditarikan, Jaipong biasanya diiringi oleh musik Jaipongan yang terdiri dari gong, kecapi, gendang dan rebab.
9. Tari Topeng (Cirebon)
Tari topeng merupakan tarian daerah Cirebon yang sangat populer di semua kalangan, baik kalangan kraton maupun masyarakat jelata. Saking populernya, Sunan Gunung Jati menggunakan tarian ini sebagai media dakwah saat menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.
Para penari topeng biasanya mengenakan 5 jenis topeng yang berbeda-beda. Tiap topeng memiliki nama dan wataknya masing masing. Topeng panji, contohnya, menyimbolkan bayi yang masih bersih dari dosa, sedangkan topeng pamindo merupakan kesatria, sementara topeng patih menggambarkan kedewasaan.
10. Tari Gambyong (Solo)
Dari Jawa tengah, tepatnya di Kota Solo, terdapat tarian daerah yang sudah dikenal sejak zaman raja-raja Jawa kuno yakni tari gambyong. Pada perkembangannya, tarian ini terus berkembang dengan koreografi yang bermacam-macam. Tarian ini sebenarnya berakar dari tayub, sebuah tarian rakyat yang biasa dimainkan ketika pesta panen.
Namun, pihak kraton membawa tarian ini dan mengembangkannya menjadi tarian yang luwes dan penuh dengan gerakan indah yang sanggup membius mata.
11. Tari Reog (Ponorogo)
Tari reog adalah salah satu tarian daerah asli Ponorogo, Jawa Timur, yang telah mendunia. Tarian tradisional ini dimainkan oleh sejumlah pria yang menggunakan topeng kepala singa bermahkotakan bulu-bulu merak. Berat topeng besar ini bisa mencapai 50 kilogram
Tari tradisional ini konon diciptakan oleh Ki Ageng Kutu, seorang abdi raja Majapahit terakhir, Bra Kertabumi. Ki Ageng Kutu yang kemudian memberontak pada rajanya tersebut menggunakan tarian ini sebagai sindiran bagi sang raja yang dianggapnya korup dan berada di bawah pengaruh Cina.
Hal ini diperlihatkan lewat properti singa barong yang merepresentasikan sang raja dan bulu-bulu merak di atas kepalanya yang melambangkan pengaruh Cina.
12. Tari Kecak (Bali)
tari kecak merupakan salah satu tarian daerah di Indonesia yang banyak dikenal oleh orang asing. Maklum, tarian ini sangat sering dipertunjukkan baik di Bali maupun di luar negeri.
Tari kecak sendiri diciptakan oleh penari Bali, Wayan Limbak dan pelukis asal Jerman, Walter Spies. Tarian yang biasanya dimainkan oleh belasan bahkan puluhan laki-laki ini diambil dari tarian ritual penolak bala bernama tari sanghyang.
Tarian yang dimainkan tanpa alat musik ini bercerita tentang pasukan kera yang membantu Rama melan raja jin yang jahat, Rahwana.
13. Tari Yospan (Papua)
Tarian yang satu ini berasal dari Papua dan merupakan salah satu tarian yang paling dikenal di Indonesia. Pada tahun 1980-an, tarian ini mulai dikenal secara umum di tanah Papua. Tari Yospan memiliki kepanjangan Yosim Pancar. Tari Yosim Pancar masing-masing memiliki sejarah dari jenis tarian tersebut.
Berdasarkan sejarahnya, Tari Yosim berasal dari 2 daerah, yaitu Sarmi dan Biak. Tari Yosim yang berasal dari Sarmi merupakan jenis tari yang bersifat sukacita biasa ditampilkan oleh masyarakat pada berbagai kegiatan bahagia.
Kemudian, Tari Pancar, berasal dari Biak. Tari Pancar tercipta karena adanya akulturasi antara budaya asli Biak dengan budaya dari luar Biak. Tari Pancar diiringi dengan alat musik Tifa. Tari Yospan merupakan tarian pergaulan yang menggambarkan bentuk persahabatan pada masyarakat di Papua. Penarinya berupa pria dan wanita.
Para pria menggunakan celana pendek, dada terbuka, dan kepala yang dihiasi bulu-bulu burung. Sedangkan, para wanita menggunakan sarung tenun yang menutup dada, juga kepala yang dihiasi dengan bunga dan bulu-bulu burung.
14. Tari Saureka Reka (Maluku)
Tarian Saureka Reka dimainkan oleh muda mudi yang terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan. Pada mulanya, tarian ini dimainkan hanya pada saat musim panen sagu yang merupakan ungkapan rasa syukur rakyat namun pada saat ini tarian Saureka Reka sudah banyak dimainkan pada pertunjukkan-pertunjukkan.
Properti yang digunakan untuk tarian ini adalah gaba-gaba, tifa, dan totobuang. Gaba-gaba hanya dimainkan oleh laki-laki sementara perempuan menari menghindari gaba-gaba. Sedangkan tifa dan totobuang digunakan sebagai musik pengiring tarian.
15. Tari Kinyah (Kalimantan Tengah)
Tari Kinyah Mandau. Di daerah Kalimantan Tengah seni bela diri bukan hanya untuk melindungi diri dari sesuatu yang membahayakan diri kita. Tetapi juga menjadi ajang untuk mempertunjukan tarian adat yang memiliki gerakan-gerakan yang indah dan cenderung berbeda dengan tarian tradisional dari daerah-daerah lain. Tarian ini biasa masyarakat kenal juga dengan nama Tari Kinyah Mandau.
Persebaran Suku Dayak hampir merata di daerah Kalimantan. Karena persebaran wilayah yang luas dan dengan kondisi alam yang berbeda-beda, membuat Suku Dayak memiliki kekayaan budaya yang berlimpah dan tidak terhitung jumlahnya.
Komentar
Posting Komentar